Surat untuk sahabat

16:44





Salam,


Apa kabar keadaan kalian saat membaca surat ini?
Semoga keadaan kalian baik-baik saja. Jika kurang baik,
tersenyumlah saat membaca surat saya.


Saya baru saja menyelesaikan semester akhir pendidikan saya di negeri ini. Tahun ini saya akan kembali ke negeri tercinta. Begitu banyak yang saya dengar dari kawan di sini. Saya merasa sedih karena saya akan kembali dengan kesedihan serta masalah yang cukup pelik.


Dulu saya terlalu naif.
Sebelum bertemu kalian,
saya berpikir bahwa dunia dapat terbentuk dengan idealnya. Bagaimana kita berfikir dengan ide ide ini, lalu menjalankan prosesnya.
Sembari berjalannya kedewasaan, saya melihat keburukan yang semakin menjadi.

Jika kalian tanya, apakah saya bahagia disini?
Saya bahkan sampai tak paham cara mendeskripsikannya.


Saya banyak mendapatkan pelajaran disini, 
melihat bagaimana kesederhanaan hidup dari kegiatan sehari-hari mereka disini. Tetapi terdengar juga keluh kesah mereka, karena mimpi mereka terkesan terlalu sederhana dan monoton. Walaupun begitu, mereka tetap menjalaninya, bukankah begitu harmoni kehidupan? saya juga masih perlu banyak belajar.

Jangan patah semangat dalam menjalani hari-hari kalian disana. Disini saya sedih setelah membaca surat kalian.


Saya paham kita tumbuh di lingkungan yang menuntut akan banyak hal, tanpa disadari ataupun tidak. Kita tidak bisa hidup mandiri bahkan keluar dari zona aman dan nyaman, tanpa disanggah keluarga sendiri. Tanpa sadar dituntut untuk membuktikan banyak hal secepat dan se-instant mungkin. Bukankah dari sebuah ide cerita perlu proses matang yang kuat dan fundamental? Sebelum melangkah ke langkah-langkah selanjutnya?
Seperti yang saya bilang, disini saya belajar banyak hal.

Belum lagi dengan perkembangan zaman, yang menghadirkan kehidupan artificial yang membuat ilusi pada kehidupan. Ah... ini masalah yang saya sadari setelah saya berdiskusi dengan seorang kawan dari bidang psikologi disini. Kapan-kapan saya akan membahas ini pada surat saya selanjutnya.


Saya akan bertanya ini pada kalian.
Apa kalian percaya dengan yang kalian jalani hari ini?
Apa kalian yakin itu adalah hal yang baik?

Jalani yang kalian yakini tanpa mengorbankan kehidupan orang lain, lakukan perencanaan dan perhitungan dengan baik, dan ingat tidak ada yang instant, buat jangka panjang bahkan jika kalian tidak sempat mencapainya. Ingat! kalian akan memiliki penerus. Bermimpi bahwa mereka akan melanjutkan mimpi itu.
Itu pesanku, selalu.


Saat kalian sadar, dunia ini tidak ideal,
penuh ilusi-ilusi tanpa henti,
bahkan delusi yang akhirnya menjadi tempat yang tidak nyaman dan aman, disitulah adanya, jalani dan jangan lelah dengan keadaannya,
ada masalah yang telah menumpuk dan menanti untuk diselesaikan. Bukankah permasalahan ada untuk di cari solusi dan penyelesaiannya? Begitu kehidupan, bukan?


Sekadar sharing dengan teman yang ditemui kembali lagi di sini. Cinta mereka dengan negeri seakan tak dihargai, bahkan maksud hati ingin memajukan negeri berakhir dikhianati. Permasalahan yang dihadapi seakan tak mendapatkan solusi. Akhirnya mereka kembali kesini dan mengajar disini, walaupun yang telah menjadi jiwa raganya tak pernah pudar.

Mohon sabar, saya akan mencari caranya serta solusi setelah kegiatan disini selesai. Walaupun saat ini kita tidak akan merasa keuntungan apapun, atau bahkan memberikan kebanggaan yang di harapkan dari akibat kehidupan artifisial ini, Ingat bahwa akan ada kehidupan yang akan kita lahirkan di dunia ini.

Saya akan selalu mengingatkan bahwa kehidupan adalah harmoni dan bukan dualitas,
atau teori quantum, begitu kata mereka sebelum saya mengerti. Ya, dualitas, ya atau tidak, itu tetap dibutuhkan, ibarat saya mau makan sushi atau takoyaki. Kalau saya rakus ya pilih semua, tapi saya pilih cukup takoyaki saja. Secukupnya dan sewajarnya sebagai manusia.


Bahagia selalu.
Semoga keadilan, permusyawarahan,
persatuan dan kemanusiaan yang dicita-citakan tercapai. Maaf saya jadi cerita banyak.



Salam,

- N.W (2017)

You Might Also Like

0 komentar